Seharian Prita duduk saja di atas peti wayang ketika dia mendengar bahwa bapaknya hendak

Kutipan cerpen untuk soal nomor 7 s.d. 9.

Seharian Prita duduk saja di atas peti wayang ketika dia mendengar bahwa bapaknya hendak menjual wayang itu. Kebutuhan yang mengejar manusia tidak dapat dikalahkan oleh manusia yang berontak tak waras. Bapaknya merasa perlu menebus rumah yang didiaminya dari gadai setahun lalu, ketika kenduri kematian anak sulungnya hendak digenapkan seribu hari.

"Bapak jahat, Mak," katanya kepada emaknya dengan wajah muram.

"Bapak butuh uang, kelak kalau punya uang tentu beli lagi seperangkat yang lebih baik," emaknya menghibur.

Bapak tua yang berkuasa terhadap wayang yang dilakonkannya itu merasa tak kuasa jika berhadapan dengan wajah Prita, anak gadisnya. Anak satu-satunya bagi keluarga dalang itu sesudah kematian si sulung.

"Aku tak akan punya lagi garuda yang menerbangkan aku, dia mempertahankan Jatayunya, tokoh wayang pelaku dalam cerita Rama.

Lalu emak melirik kepada bapaknya.


7. Ide pokok kutipan cerpen tersebut yang dapat dituangkan dalam naskah drama adalah . . . .

   A. kehidupan berat Prita

   B. kehidupan Desa Jatayu

   C. peristiwa kidung Jatayu

   D. pertunjukan wayang Rama

   E. hiruk pikuk di Desa Jatayu

Pembahasan:

Ide pokok kutipan cerpen tersebut yang dapat dituangkan dalam naskah drama adalah kehidupan berat Prita.

Jawaban: A


8. Unsur intrinsik drama yang menonjol berdasarkan gubahan dari kutipan cerpen tersebut adalah . . . . (Jawaban lebih dari satu)

   A. alur

   B. setting

   C. amanat

   D. suasana

   E. penokohan

Pembahasan:

Unsur intrinsik drama yang menonjol berdasarkan gubahan dari kutipan cerpen tersebut adalah suasana dan penokohan.

Jawaban: D dan E


9. Alur peristiwa yang tergambar dalam drama berdasarkan kutipan cerpen tersebut adalah alur . . . .

Jawab:

Maju

 ++++++++++++++++++++++++++

Semoga Bermanfaat dan Berkah

Jangan Lupa Belajar Terus

Ingat Cita-Cita, Orang Tua, dan Keluarga

Posting Komentar untuk "Seharian Prita duduk saja di atas peti wayang ketika dia mendengar bahwa bapaknya hendak"